Januari 18, 2011

Info kepindahan

asw.agan-aganwati,ane sekarang pindah lapak nih,nyari yang lebih nyaman..kunjungi ke http://penamerangkai.wordpress.com/
ya..kita ketemu lagi di sana

November 06, 2010

Dua Merek Air Kemasan Lebihi Ambang Batas Aman

 OLEH: HERU GUNTORO/DINA SASTI DAMAYANTI


Jakarta – Menyusul temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga melakukan penelitian terhadap 11 merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang dinyatakan bermasalah.
Dari penelitian tersebut, ter­nyata ada dua merek AMDK, yaitu Sega dan Ron 88, yang mengandung koloni mikroba melebihi ambang batas aman.  
BPOM mengambil 11 sampel yang sama dengan yang diambil YLKI, namun dari batch yang berbeda.
“Setelah kami teliti, dua merek mengandung koloni mikroba melebihi ambang batas yang sudah ditentukan. Sembilan lainnya masih dalam ambang batas,” papar Kepala BPOM Kustantinah di Jakarta, Kamis (4/11).
Penelitian BPOM ini merupakan tindak lanjut temuan YLKI pekan lalu yang mengungkapkan bahwa 11 dari 21 sampel AMDK gelas ternyata mengandung koloni bakteri yang melebihi ketentuan, sehingga membahayakan kesehatan. Ke-11 produk tersebut adalah Pretige, Top Aqua, Air Max, Caspian, Club, Pasti Air, Vit, Prima, De As, Ron88, dan Sega.
Sesuai standar nasional Indonesia (SNI), kandungan mikrobakteri untuk air minum itu antara 1.000-100.000 koloni/ml. Jika jumlah mikrobakteri mele­bihi 100.000 koloni/ml, jelas bisa mengganggu kesehatan, terutama bagi yang kekebalan tubuhnya rendah atau immuno compromize.
“Terhadap temuan YLKI, Badan POM telah melakukan tindak lanjut pengawasan dengan pengambilan sampel produk dari pasaran dan pengujian serta melakukan audit komprehensif terhadap sarana produksi. Dari hasil pengawasan, Badan POM kemudian melakukan regulatory action,” kata Kustantinah.  
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, BPOM memberi peringatan keras dan memerintahkan enam produsen air minum dalam kemasan (AMDK) untuk melakukan perbaikan produksi yang sesuai dengan standar yang berlaku. BPOM tidak merinci ke-6 merek AMDK ini, namun mereka diberi waktu satu bulan untuk memperbaikinya. BPOM juga meminta satu produsen AMDK, Top Aqua, untuk menarik seluruh produknya karena belum mela­ku­kan pendaftaran ulang, atau nomor registrasinya sudah kedaluwarsa.
Sementara itu, empat produsen AMDK lainnya dinyatakan memenuhi ambang batas aman sehingga layak dikonsumsi.
Dihubungi terpisah, peneliti YLKI Ida Marlinda menyatakan, pihaknya sepakat dengan temuan BPOM. Ia menjelaskan, pada saat YLKI menyampaikan laporannya, sesungguhnya sembilan merek AMDK masih aman karena belum melampaui ambang batas. Sementara itu, dua merek AMDK, yaitu Sega dan Ron 88, dinyatakan tidak aman karena kandungan koloni mirobanya melebihi ambang batas aman.
Hanya saja, kesembilan merek AMDK tersebut harus tetap diwaspadai karena dikhawatirkan kandungan koloni mirobanya bisa berubah menjadi tidak aman sebelum batas kedaluwarsanya habis tahun 2011-2012.
“Inilah yang perlu diawasi karena kita tidak tahu, tahun depan kandungan koloni mikrobanya bagaimana, apakah akan melebihi ambang batas atau tidak,” sahut Ida.
Ia mengatakan, soal apakah kedua merek AMDK itu akan ditarik dari peredaran merupakan wewenang BPOM. “Itu wewenang BPOM. Kami menyampaikan hasil temuan ke BPOM agar ditindaklahjuti sesuai dengan peratur­an yang berlaku,” cetusnya.
Setelah kasus ini terungkap, Ida menegaskan YLKI akan terus memantau produsen AMDK yang dinyatakan bermasalah. Ia mengakui, produsen AMDK memang melakukan uji produk, namun hanya pada tahap awal saja ketika AMDK baru selesai diproduksi di pabrik, sehingga mereka meng­klaim produk mereka aman. YLKI sendiri melakukan uji produk ketika AMDK sudah berada di tangan konsumen. Itu sebabnya perlu dilakukan kajian kembali apa penyebab AMDK menjadi tidak aman dikonsumsi, mulai dari rantai distribusi hingga ­penyimpanan AMDK.
“Cara distribusi dan penyim­panan yang baik harus terus ­diso­sia­lisasikan dan dipantau oleh BPOM dengan melakukan uji sampling saat postmarket,” tandas Ida.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia Hendro Baruno mengakui adanya proses pendistribusian AMDK yang tak higienis. Menurutnya, banyak pedagang eceran yang memperlakukan dagangannya secara sembarangan, misalnya merendam makanan dalam air atau terkena sinar matahari, sehingga diduga memicu timbulnya bakteri.


source : www.sinarharapan.co.id

Oktober 09, 2010

JALANKU TERSENDAT MENUJU SYURGA

From Cyber Halaqah
Bismillahhirohman nirrohim... ...

MIMPIKU MEMBUAT DIRIKU SELALU ISTIFAR PADA ZAT MAHA PENGATUR • Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah aku tidak mau mengira- ngira.

• Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. "Inilah yang disebut Padang Mahsyar," suaranya begitu menggetarkan jiwaku. "Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku," batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal

• Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau adzab neraka yang siap menanti.

• Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan ......... • Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang menguasai hari pembalasan. Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah SAW di surga yang indah.

• Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah. "Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga, apalagi aku," pikirku mantap

• Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan. Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Muhammad masuk.

• Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun. Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga rasul lainnya.

• Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah.

• Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.


• Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka.

• "Subhanallah, itu si Paijo tukang ketoprak dekat rumahku," aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Paijo, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangnya ia kririmkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Paijo yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan.


• Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, "Paijo yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain." Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.

• Ya Allah, mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak- anak yang selalu menangis kelaparan dimalam hari sementara sering kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.

• "Subhanallah,itu mbah kartijo yang rumahnya dekat dengan masjid ditempatku," aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Mbah Kartijo, yang miskin tidak punya pekerjaan tetap,pakaianya selalu kumal,tidak bisa membaca Al qur’an,tetapi dia selalu kemasjid untuk sholat dengan membawa sajadahnya yang sudah lusuh.

• Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, “mbah Kartijo itu lebih baik dimata Allah. Ia orangnya sederhana,iklas,apa adanya." Sementara diriku, merasa lebih dari yang lainya, bisa baca Alquran dengan suara yang indah tetapi tidak pernah kulakukan dengan rasa iklas semata-mata karena Alloh, jarang ke masjid karena banyak urusan serta rasanya enggan meninggalkan rumah yang lebih bagus daripada masjid .

• Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Iyem penjual pecel yang kehadirannya selalu kutolak, pengemis yang setiap hari lewat depan rumah dan selalu mendapatkan kata "maaf" dari bibirku dibalik pagar rumahku. Orang disampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, "Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak."

• Masya Allah murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jamaah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. "Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan. Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara," jelasnya lagi.

• Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, "Ya Allah, didunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu."

• Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara. "Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu," bergetar tubuhku mendengarnya.

• Anak-anak yatim, Paijo, mbok Iyem, pengemis tua, mbah Kartijo, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya.


• Anak-anak yatim, Paijo, mbok Iyem, pengemis tua, mbah kartijo, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, i lmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya.

• Ternyata, aku tidak lebih tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka.

• Akhirnya aku hanya tertunduk dan tak terasa menetes air mataku,kaki terasa lemas tak kuasa menahan badan sehingga terduduk serta terus mohon ampun membaca Istifar………

• Aku terbangun dengan keringat dingin,rasanya lemas,jantung berdetak keras, saat itu jam 01.00.ku ambil air wudhu untuk sholat malam,

• Yaa Alloh Alhamdullah, Engkau telah ingatkan hamba MU yang banyak sekali kekurangan ini

• Amin………ya Allohhh……….

kegelisahan ku di 1/3 malam yang dingin
obrolan dari seorang sahabat 

Oktober 07, 2010

Belajar dari Kisah Ali dan Fatimah


Belajar dari Kisah Ali & Fatimah….

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta.
Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.

Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,
namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah
sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,
seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.
’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,
sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu,
’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam.
Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.
Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.
Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar.
Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak.
Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi.
Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya.
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung.
Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.
Mungkin tidak sekarang.
Tapi ia siap ditolak.
Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,

dalam suatu riwayat dikisahkan

bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)

Fathimah berkata kepada ‘Ali,

“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kisah ini disampaikan disini,

bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an

Kisah ini disampaikan

agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah

bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi

dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu

Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba....

September 30, 2010

Yang Terbungkus Itu Mulia


Pernah suatu ketika saya diajak ke tempat wisata di kota Batu-Malang oleh sahabat saya,yang terlihat adalah pemandangan betis nan putih berseliweran dimana-mana.Belum lagi jika kita runut penampilannya sampai keatas..haduh istigfar wes!!!
Mereka,remaja muslimah tidak lagi malu mengenakan celana pendek dan kaos ketat yang biasanya di pakai laki-laki saat nyuci(wkwk!).Usut punya usut ternyata celana super duper pendek yang hampir menampakkan semua paha(maaf) sedang ngetrend!ini akan semakin menjadi-jadi malah akan jadi kebanggaan jika sang wanita punya betis mulus dan putih T.T
Sementara model lain yang  biasa adalah kaos panjang nan ketat dan celana ‘pensil’ yang bentuknya mengecil dibawah persis pensil.Ini juga nih di gandrungi dari anak-anak sampai remaja  yang biasanya pake jilbab.Bukan aurat yang ditutup malah lekukan tubuh dan kaki yang makin tercetak .Sungguh jauh  dari busana syar’I yang harus longgar ,tidak transparan dan menutup aurat.
“Para wanita yang berpakain tetapi (pada hakikatnya) telanjang,lenggak lenggok,kepala wanita seperti punuk unta mereka tidak akan masuk syurga  dan tiada mencium semerbak syurga”
Nauzubillah!! Seakan percuma kita melakukan kebaikan ,tapi karena aurat kita yang seharusnya kita tutupi,malah kita umbarkan padayang tidak berhak melihatnya.Parahnya  lagi kita jadi tidak bisa mencium bau syurga yang jarak ber mil-mil pun dapat tercium
Pernah saya mendengar kajian dari Dr.Fajar saat penutupan mentoring 47 tentang perumpamaan wanita  berjilbab dan tidak berjilbab .Beliau mengatakan bahwa wanita berjilbab itu ibarat roti yang terbungkus.Ia terjaga dari debu,kotoran serta binatang menjijikkan seperti lalat,kecoa dll sedang wanita yang tidak berjilbab
Sebaliknya,ia sangat mudah dikermuni lalat,ditempeli debu dan jamur.Inilah yang seharusnya jadi  pacuan bagi kita dalam melangkah kearah kebaikan.
Jadi yuk mari kawan-kawan.Besegeralah malakukan perubahan dengan brjilbab.Jangan pernah berkata bahwa berjilbab menunggu siap karena kata siap  takkan ada usainya!Tidak semua Orang yang berjilbab itu  baik, tetapi mereka inilah orang-orang yang ingin menjadi baik
            Yang berjilbab belum tentu benar..apalagi yang tidak berjilbab,mereka sudah pastii salah@.@

Gitu aja Kog Bangga!!

 
Ada-ada saja jebakan syetan untuk menjerumuskan keimanan pemuda.inilah akibat rasa malu yang perlahan-lahan lepas dari mereka.Mereka,para pemuda dengan bangganya bermesraan dengan pasangannya di depan umum,bangga berbuat dosa,padahal sah aja belum(Udah nikah maksudnya !!) padahal Allah melalui Rasulullah melarang  keras(haram,red) menyentuh yang bukan mahromnya.

“Masih lebih Baik bagi kalian jika kepala kalian di tusuk dengan besi panas ,daripada menyentuh seorang perempuan yang bukan mahrom “(At-Thabrani)

            Masih mau nyangkal lagi?ni jelas-jelas Rasulullah yang bersabda,yang artinya berasal dari Allah.hiyh gak inget panasnya neraka kalo membakar kita.Katanya 1000 x lebih panas dari bumi..Belum lagi kalo dosa yang  kita lakukan bakal jadi inspirasi orang lain.Bisa-bisa dosa mereka,kita yang nanggung semua(TIDAAAK!!!!!!!!)

            MAKIN BERANI

Kalo dengar dongeng dari kakek nenek kita dulu,kalo mereka menyukai seseorang.Mereka cukup menyimpannya dalam hati (biasanya dijodohin sih),ataupun kalo pun sudah ngebet banget mereka biasanya melakukan dengan diam-diam karena malu.
Tapi,lihat sekarang.Masa telah berubah.gak Punya pacar dianggap gak laku.Tingkat pacaran pun sudah menjurus kearah negative(banget malah).Budaya ciuman sampai ML pun telah dilakukan.Nauzubillah!!!!.Banyak yang beranggapan jika berpegangan tangan dengan lawan jenisnya tidak mengapa.Hal ini pun telah mahfum diaminkan orang banyak.Padahal dengan tegas Rasulullah melarangnya walaupun pasangan tersebut telah saling cinta

“ Kedua mata itu berzina ,kedua tangan itu bisa berzina ,kedua kaki bisa berzina dan kemaluan pun bisa berzina”(Riwayat Ahmad)

            Zina mata itu melihat yang haram,Zina tangan itu memegang yang haram,Zina kaki itu mendatangi tempat haram dan zina kemauan itu jika disalurkan pada yang bukan halal.
            Sayangnya pegangan tangan ini hanyalah wakil dari perilaku negative lainnya..Banyak pemuda pemudi di sekitar kita yang sudah tidak ada malu lagi,asalkan rindu terobati mereka dapat melakukan apa saja..

“Masih lebih Baik bagi kalian jika kepala kalian di tusuk dengan besi panas ,daripada menyentuh seorang perempuan yang bukan mahrom “(At-Thabrani)


ISLAM SEBAGAI SOLUSI   
                            
            Benar kalo kemudian kita katakan bahwa Islam itu penuh aturan,inilah titik keindahan Islam.Tiada yang diingini melainkan kebaikan bagi penganutnya,kebahagiaan bagi pencinta nya,bukti cinta Allah pada kita,mahluknya..
            Tanya kenapa?mau bukti?
              Coba kita buka Q.S Al Baqarah ayat 183.Disana tertulis aturan Allah berupa kewajiban individu untuk beriman untuk berpuasa.Dibalik sebuah kewajiban yang dianggap berat oleh sebagian orang ini,ada cinta Nya untuk hambanya.Allah menginginkan kebaikan atas tubuh kita.Coba kalo tidak puasa..berapa banyak makanan lagi yang akan kita makan yang dapat menyebabkan kita sakit,obesitas,koresterol.Dengan berpuasa,Allah melatih kita bersabar,membersihkan racun yang ada dalam tubuh kita.Subhanallah tiada yang lebih sempurna agama melainkan Islam.
              Kembali ke inti pokok..
Bukan Islam namanya jika tanpa solusi ,Seperti yang saya jelaskan tadi .Islam menginginkan kebaikan atas pemeluknya.Agar manusia selamat dunia dan akherat.Allah menginginkan lelaki dan perempuan untuk menjaga pandangan dan kemaluan mereka.maka Nikah adalah solusinya,dengan menikah semua kan menjadi halal,mau pegang tangan kek,sayang-sayangan kek terserah,asal tahu tempat(malu…hiyh)
              HAH nikah?saya masih muda!!!!
              Terus gimana yang belum sanggup nikah?Makanya jangan macam-macam kalo masih merasa muda.Masih mudanya aja hobi numpuk dosa!!!gimana kalo udah tua?bukankah gunung yang tinggi dibentuk dari batu yang kecil.Tenang tenang,bagi yang belum sanggup menikah,perbanyaklah berpuasa.Dengan berpuasa,kita akan terhindar dari perbuatan-perbuatan keji
              Terlepas dari itu semua,sangat perlu kita  mengingat mati,kita tidak akan pernah tahu kapan kita mati,dalam keadaan baik atau burukkah kita mati.bisa jadi kita mati setelah baca artikel ini.
      Yuk sekarang,mari berbenah diri !,siapkan diri untuk waktu ketika semua dipertanggungjawabkan di hadapan NYA.Bagi yang suka bermesraan di muka umum atau sembunyi-sembunyi,Ingatlah Allah sedikitpun tidak akan pernah lengah mengawasi kita.. ^0^